Halaman

Kamis, 27 Maret 2014

Wawasan Nasional Suatu Bangsa, Paham Kekuasaan dan Teori Geopolitik



A. Wawasan Nasional Suatu Bangsa
          
 Sebelum membahas Wawasan Nusantara, sebaiknya kita terlebih dahulu mengetahui dan memahami Wawasan Nasional suatu bangsa secara universal. Suatu bangsa meyakini bahwa kebenaran yang hakiki atau kebenaran yang mutlak adalah kebenaran yang dating dari Tuhan, pencipta alam semesta. Manusia memiliki kelebihan dari makhluk lainnya melalui akal pikiran dan budi nuraninya. Namun kemampuannya dalam menggunakan akal pikiran dan budi nurani tersebut terbatas, sehingga manusia satu dan yang lain tidak memiliki tingkat kemampuan yang sama. Ketidaksamaan tersebut menimbulkan perbedaan pendapat, kehidupan, kepercayaan dalam hubungan dengan penciptannya dan melaksanakan hubungan dengan sesamanya, dan dalam caa melihat serta memahami sesuatu. Perbedaan – perbedaan inilah yang kita sebut keanekaragaman. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keanekaragam tersebut memerlukan perekat agar bangsa yang bersangkutan dapat bersatu memelihara keutuhan negaranya.
            Suatu bangsa yang telah menegara, dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya. Pengaruh itu timbul dari hubungan timbal balik antara filosofi bangsa, ideology, aspirasi serta cita cita dan kondisi social masyarakat, budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah, serta pengalaman sejarahnya.
            Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu konsepsi berupa wawasan nasional untuk menyelenggarakan kehidupannya. Wawasan ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa. Kata “wawasan” itu sendiri berasal dari wawas (bahasa jawa) yang artinya melihat atau memandang. Dengan penambahan akhiran “an” kata ini secara hafarfiah berarti ; cara penglihatan atau cara tinjau atau cara pandang.
            Kehidupan suatu bangsa dan negara senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis. Karena itu, wawasan itu harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam mengahadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan dalam mengejar kejayaannya.
            Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, suatu bangsa perlu memperhatikan tiga factor utama:
1. bumi atau ruang di mana bangsa itu hidup,
2. jiwa, tekad, dan semangat manusiannya atau rakyatnya,
3. lingkungan sekitarnya.
            Dengan demikian, wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya uang serba terhubung (melalui interaksi dan interrelasi) dan dalam pembangunannya di lingkungan nasional (termasuk local dan propinsional), regional, serta global.

B. Teori – Teori Kekuasaan
Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya. Beberapa teori paham kekuasaan dan teori geopolitik diuraikan sebagai berikut:

1. Paham – paham Kekuasaan
            Perumusan wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan dan pemikiran mengenai sejauh mana konsep operasionalnya dapat diwujudkan dan dipertanggungjawabkan. Karena itu, dibutuhkan landasan teori yang dapat mendukung rumusan Wawasan Nasional.
            Teori – teori yang dapat mendukung rumusan tersebut antara lain :
a. Paham Machiavelli (Abad XVII)
Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil dalil berikut: pertama, segala cara dihalalkan dalam merebut dana mempertahankan kekuasaan; kedua, untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (“divide et impera”) adalah sah; dan ketiga, dalam dunia politik (yang disamakan dengan kehidupan binatang buas), yang kuat pasti dapat bertahan dan menang. Semasa Machivelli hidup, buku “The Prince” dilarang berdar oleh Sri Paus karena dianggap amoral. Tetapi setelah Machivelli meninggal, buku tersebut menjadi sangat laku dan dipelajari oleh orang – orang serta dijadikan pedoman oleh banyak kalangan politisi dan para elite politik.
b. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (Abad XVII)
Kaisar Napoleon merupakan tokoh revolusioner dibidang cara pandang, selain penganut yang baik dari Machivelli. Napoleon berpendapat bahwa perang dimasa depan akan merupakan perang total yang mengarahkan segala daya upaya dan kekuatan naisonal. Dia berpendapat kekuatan politik harus didampingi oleh kekuatan logistic dan ekonomi nasional.
c. Paham Jendral Clausewitz (Abad XVIII)
Menurut Clausewitz, perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Baginya, peperangan adalah sah - sah saja untuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Pemikiran inilah yang membenarkan Prusia berekspansi sehingga menimbulkan Perang Dunia I dengan kekalahan di pihak Prusia atau Kekaisaran Jerman.

d. Paham Feuerbach dan Hegel
Paham materialism Feuerbach dan teori sintesis Hegel menimbulkan dua aliran besar Barat yang berkembang di dunia, yaitu kapitalisme di satu pihak dan komunisme di pihak lain. Pada abad XVII paham perdagangan bebas – yang merupakan nenek moyang liberalism – sedang marak. Saat itu orang orang berpendapat bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus ekonominya.
e. Paham Lenin (abad XIX)
Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya, perang adalah kelanjtan politik dengan cara kekerasan. Bagi Leninisme/ komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh dunia adalah sah dalam kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia.
f. Paham Lucian W. Pye dan Sidney
Menjelaskan adanya unsur unsur subyektivitas dan psikologis dalam tatanan dinamika kehidupan plitik suatu bangsa, Kemantapan suatu system politik dapat di capai apabila system tersebut berakar pada kebudayaan politik bangsa yang bersangkutan. Dengan demikian proyeksi eksistensi kebudayaan politik tidak semata ata ditentukan oleh kondisi kondisi obyektif tetapi juga subyektif dan psikologis.

2. Teori – teori Geopolitik
            Geopolitik berasal dari kata “geo” atau bumi dan politik yang berarti keutan yang didasarkan pada pertimbangan pertimbangan dasar dalam menentukan alternative kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.
            Beberapa pendapat dari pakar – pakar Geopolitik antara lain sebagai berikut :
a. Pandangan Ajaran Fredich Ratzel
Pada abad ke-19, Fredich Ratzel merumuskan untuk pertama kalinya Ilmu Bumi Politik sebagai hasil penelitiannya yang ilmiah dan universal.
b. Pandangan Ajaran Rudolf Kjellen
Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme. Kjellen menegaskan bahwa negara adalah suatu organisme yang di anggap sebagai “prinsip dasar”.
c. Pandangan Ajaran Karl Haushofer
Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika negara ini berada di bawah kekuasaan Adolf Hitler. Pandangan ini juga dikembangkan di jepang dalam ajaran Hakou Ichiu yang dilandasi oelh semangat militerisme dan fasisme.
d. Pandangan Ajaran Sir Halford Mackinder
Teori ahli Geopolitik ini pada dasarnya menganut “konsep kekuatan” dan mencetuskan Wawasan Benua, yaitu konsep kekuatan di darat. Ajarannya menyatakan: barang siapa dapat menguasai “Daerah Jantung”, yaitu Eurasia (Eropa dan Asia), ia akan dapat menguasai pulau dunia.
e. Pandangan Ajaran Sir Walter Raleigh dan aAlfred Thyer Mahan
f. Pandangan Ajaran W. Mitchel, A Saversky, Giulio Douhet, dan John Frederik Charles Fuller
g. Ajaran Nicholas J. Spykman

Sumber : Buku Pendidikan Kewarganegaraan Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan ke 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar