Berawal
dari sebuah rencana jalan – jalan sebelum perpisahan. Aku dan teman – teman ku
adalah siswa dari salah satu sekolah SMA di daerah Bogor. Ini terjadi ketika
kita semua selesai melaksanakan Try Out sebelum kelulusan. Kita semua adalah
siswa kelas XII, itu berarti kita semua sudah hampir lulus. Sangat tidak komplit
rasanya jika diakhir perpisahaan tidak ada yang namnya bermain bersama atau
jalan – jalan.
Aku,
Regar, Akbar, Ari, Nindya, Manda, Intan, dan Dian adalah teman satu kelas SMA
yang cukup sering bermain bersama. Berawal dari Nindya berkata “eh kita habis
Try Out jalan – jalan bareng yuk, gak etis banget kalau sebelum lulus gak jalan
– jalan”. Teman teman kelas pun menjawab siap saja ketika ditanya. Tapi masalahnya
kita belum tahu mau kemana. Hingga akhirnya Manda menyarankan untuk pergi ke
Gunung Batu saja, karena tempat itu cukup luas dan sejuk untuk liburan ataupun
foto – foto. Untuk kami para cowok setuju setuju saja, hingga kami memutuskan
untuk mensurvei tempat itu dahulu.
Kami
berdelapan sepakat setelah pulang sekolah pergi bawa motor untuk survei. Kami berdelapan
bawa 4 motor, jadi saling berboncengan satu sama lain. Dengan masih berseragam
aku pergi ke suatu tempat di daerah jonggol kabupaten Bogor. Daerah yang masih
kampung memang tempat yang masih asri sekali, sesuai dengan pemandangan yang
indah.
Akhirnya
kami sampai ditempat tujuan kami, sekitar 1 jam lebih kita melakukan
perjalanan. Tapi itu terbayarkan dengan pemandangan yang indah di daerah
perbukitan. Dengan pemandangan gunung batu dan pesantren yang masih bagus tidak
jauh dari gunung batu. Kami memutuskan untuk duduk dahulu sambil membicarakan
tentang rencana kita. Sambil ngemil beberapa snack kita berbincang, Manda dan
Nindya mulai membicarakan setuju atau
tidaknya jalan jalan kesini.
Menurut
kami para cowok kurang setuju dengan tempat tersebut, karena kita tahu jalan –
jalan identik dengan hiburan yang banyak. Sedangkan ditempat tersebut hanya
memiliki sedikit hiburan hanya sekedar pemandangan saja. Namun teman kami yang
bernama Regar mulai bertanya lagi kepada ceweknya mau di sini apa tidak. Hingga
membuat para ceweknya berpikir lagi. Namun Regar tetap bersikukuh bertanya
tanya mau di sini apa tidak berkali kali. Sehabis itu Manda mulai memperingati
Regar bahwa jangan terlalu banyak bertanya, nanti ada yang tidak senang. Memang
teman aku yang satu ini bisa merasakan sesuatu yang gaib.
Sudah
sekitar 2 jam tidak terasa kita di sana, hingga akhirnya kita putuskan untuk
pulang. Dan memutuskan untuk tidak memilih tempat itu. Saat ketika perjalan
pulang Manda yang diboncengi Regar tiba – tiba tertidur di belakang motor. Kita
baru menyadarinya ketika ada seorang anak di desa memberitahu kami. Kamipun putuskan
untuk berhenti dan mencoba membangunkan Manda. Namun sulit seklai membangunkan
Manda, badanya begitu kaku. Secara kebetulan pula kita ternyata berhenti tepat
di depan rumah seorang ustad. Dia bertanya tentang apa yang kita lakukan di
gunung batu. Dia mengira kita melakukan hal yang negatif, padahal sebenarnya
tidak.
Setelah beberapa saat warga pun banyak yang berdatangan untuk melihat. Ternyata benar sesuai perkiraan ustad, dia dimasuki oleh makhluk gaib. Ternyata makhluk gaib itu sebelumnya tidak senang dengan Regar. Karena ketika kerasukan makhluk itu selalu melihat ke arah Regar. Tak terasa waktu sudah maghrib kamipun memutuskan untuk shalat dahulu. Setelah sholat maghrib si Manda pun akhirnya sadar. Sang ustad pun memperingatkan kami jika bermain ditempat seperti itu jangan sembarangan dalam berucap atau sebagainya. Kamipun akhirnya memutuskan untuk pulang, kami berterima kasih sekali padanya. Pada saat di jalan, Manda pun bercerita jika memang makhluk itu memang tidak senang terhadap Regar. Regar pun menyadarinya, dan mulai saat itu juga teman kami ini tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Ini menjadi pengalaman yang cukup menegangkan bagi kami semua.
Nama : Ferry Firdaus
NPM : 12212911
Kelas : 3EA04
Mata Kuliah : Bhs. Indonesia 2 #
Tugas : Karangan non ilmiah
Penalaran : Induktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar