Halaman

Minggu, 29 Desember 2013

Inovasi dan Pengembangan Wirausahawan dan UKM di JATIM

Dalam rangka mengenjot perkembangan dan ketangguhan UKM, Pemprov Jawa Timur mengembangkan Klinik Koperasi dan UKM yang dilaksanakan sejak 13 Maret 2008.
Klinik UKM ini memberikan 8 jasa layanan bagi para pelaku UMKM secara GRATIS, yakni layanan:
  1. Konsultasi usaha,
  2. Informasi usaha,
  3. Pendampingan usaha,
  4. Pelatihan,
  5. Akses pembiayaan/permodalan,
  6. Akses pemasaran produk UMKM,
  7. Pusat informasi/pustaka kewirausahaan, dan
  8. Klinik Koperasi dan UMKM keliling.
Dengan 8 layanan ini, Klinik UKM memberikan bimbingan kepada pelaku UKM mulai dari hulu hingga ke hilir, dari sisi produksi melalui berbagai pelatihan dan bimbingan, sisi akses permodalan serta sisi pemasaran.
Untuk menunjang layanan yang komprehensif ini, Klinik UKM didukung para konsultan yang saat ini berjumlah 76 konsultan berasal dari seluruh kabupaten/kota di Jatim.
Para konsultan ini melalui proses seleksi yang ketat bekerja sama dengan asosisasi business development services (BDS) Jawa Timur terus memperluas layanan klinik, sehingga telah dioperasionalkan klinik di 38 kabupaten/kota di Jatim sebagai bagian dari jejaring Klinik Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim.
Layanan pertama yang diberikan oleh Klinik UKM adalah konsultasi usaha yang bermanfaat membantu para pelaku UKM terutama yang masih pemula dalam mengidentifikasi kondisi usaha, mengetahui permasalahan yang dihadapi dan mencari solusi bagi pemecahan masalah.
Kegagalan UMKM sering kali disebabkan oleh kegagalan dalam pengelolaan atau manajemen usaha. Walaupun pelaku UMKM sudah memahami cara produksi,  tetapi bila tidak mengetahui bagaimana pengelolaan usaha yang baik, seperti menghitung harga pokok penjualan dan biaya-biaya yang terkait, maka pelaku usaha salah dalam menghitung harga jual, dan akhirnya usaha mereka kemudian merugi dan terpaksa gulung tikar.
Para konsultan klinik selalu siap untuk melayani para pelaku UMKM dengan membantu mereka memahami permasalahan dan bersama-sama mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Sampai dengan tahun 2011, pelaku UKM yang telah berkonsultasi ke Klinik KUMKM Jawa Timur sebanyak 4.664 orang.
Penguatan pelaku UKM juga dilakukan melalui pemberian informasi usaha agar pelaku UKM mengetahui usaha yang tepat sesuai dengan peluang dan kapasitas masing-masing. Para pelaku UKM juga dibantu dalam membuat studi kelayakan sebuah usaha, mencari lokasi yang tepat, membuat rencana usaha dan proposal permodalan, sehingga pelaku UKM tidak bingung lagi dalam memulai usahanya.
Sampai tahun 2011, Klinik UKM telah melakukan pendampingan ke 38 Sentra UMKM unggulan kabupaten/kota mencakup 6.071 UMKM. Pendampingan meliputi:
  1. Pendampingan pengurusan kredit sebanyak 3.506 UMKM,
  2. Pengurusan HAKI 28 UMKM,
  3. Pengurusan legalitas usaha 36 UMKM,
  4. Pendampingan Wirausaha Baru 2.177 UMKM, serta
  5. Pendampingan manajemen usaha dan pemasaran 324 UMKM.
Penguatan pelaku UKM juga dilaksanakan melalui pelatihan singkat yang menggabungkan teori dan praktek dengan beragam materi keilmuan. Sampai saat ini telah dilakukan sebanyak 74 kali pelatihan yaitu 15 kali pelatihan singkat tata kelola usaha/manajerial dan 59 kali pelatihan singkat wirausaha pembuatan produk dengan total jumlah peserta sebanyak 2.177 pelaku UKM.
Selain memberikan pelatihan dan informasi usaha, Klinik UKM juga memberikan layanan akses pembiayaan melalui kerja sama dengan berbagai lembaga keuangan perbankan. Konsultan klinik UMKM juga mendampingi pelaku UMKM agar dana kredit yang diperoleh dapat termanfaatkan secara optimal.
Klinik UKM telah menjembatani akses permodalan 3.506 UMKM dengan hasil 3.479 terealisasi dan 27 sedang dalam proses. Total kerdit yang berhasil dicairkan melalui klinik UKM ini tercatat Rp 11,09 miliar dengan sumber kredit dari BRI, Bank Mandiri, BNI, BPD Jatim serta lembaga keuangan non bank yaitu koperasi dan BMT.
Akses modal bagi pelaku UKM yang cukup besar mengalir dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di mana hingga 2010 jumlah KUR yang disalurkan di Jatim mencapai Rp 4,9 triliun atau 14,3% dari realisasi nasional yang dikucurkan kepada 656.125 pelaku UMKM atau 17,2% jumlah UMKM penerima KUR secara nasional.
Dari sisi hilir, Klinik UKM juga membantu akses pemasaran produk – produk UKM melalui promosi baik dalam skala lokal, nasional maupun internasional. Dalam konteks ini, pada tahun 2008-2009 telah dibangun dua gedung promosi yakni Gedung Pusat Souvenir UKM Jawa Timur dan Gedung Pamer Produk UKM Jawa Timur yang terletak di Jl Raya Bandara Juanda Surabaya yang menelan biaya Rp 3,684 miliar.


Gedung Pusat Souvenir Jatim berlantai dua dengan luas sekitar 288 meter persegi. Gedung ini mempromosikan secara lengkap produk-produk souvenir UMKM unggulan dan terbaik dari 38 kabupaten/kota di Jatim. Masing-masing kabupaten/kota disediakan satu paviliun untuk menampilkan produk-produk kerajinan atau sejenisnya yang menjadi unggulan masing-masing daerah.
Produk UMKM yang diajukan oleh masing-masing daerah kemudian diseleksi untuk memenuhi saringan kualitas produk yang memadai. Produk UMKM yang terpilih kemudian akan dipajang di paviliun daerah masing-masing secara gratis dan permanen sepanjang tahun. Hal ini menjadi pertimbangan penting agar produk souvenir yg disajikan adalah produk yang memiliki unsur kepastian keberlanjutan sehingga memberikan kenyamanan bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Sementara Gedung Pamer Produk UKM merupakan tempat pameran para pelaku UKM secara berkala yang mampu menampung sekitar 50 pelaku UKM. Berbagai komoditi yang dipamerkan mulai dari kerajinan, batik, busana dan lain-lain.
Selain pemasaran langsung, di Gedung Pusat Sovenir Jatim ini juga terdapat tempat untuk memasarkan produk UMKM secara online melalui pojok SME (Small Medium Enterprises) melalui bekerja sama dengan PT Telkom.
Untuk semakin menggenjot kinerja gedung pusat souvenir dan gedung pamer ini, dikembangkan upaya kerjasama dengan berbagai stakeholder terkait, baik di tingkat pusat dan daerah, termasuk kerjasama dengan Dekranasda, ASITA, PHRI, HPI, Dewan Kesenian Jawa Timur, Dinas Pariwisata, berbagai Perbankan untuk mendukung kelancaran transaksi.
Disamping itu dikembangkan kerjasama dengan Gedung SMESCO Jakarta, di mana Dinas Koperasi UMKM Jatim telah membangun Pavilun Jatim menempati lantai III gedung tersebut sehingga semakin sinergis antar daerah dengan pusat agar akses dan pangsa pasar produk UKM Jatim dapat semakin luas.
Walaupun baru berjalan 8 bulan, omset penjualan melalui Gedung Pusat Souvenir Jatim saat ini sudah mencapai Rp 225,83 miliar dengan jumlah pengunjung 10.689 orang. Sedangkan Gedung Pameran UKM Jawa Timur sudah mencapai omset sebesar Rp 230,25 juta dengan jumlah pengunjung sebanyak 7.689 orang. Selain pengunjung lokal, dengan letak strategis yang tidak jauh dari Bandara Juanda, gedung ini menjadi sasaran bagi para wisatawan asing yang berasal dari berbagai negara, antara lain dari Singapore, China, Jepang, Korea, India, Australia, Belanda, Afrika dan Amerika.
Keberadaan Klinik UKM ini mendapat sambutan antusias dari pelaku UKM, termasuk yang baru memulai usaha. Hal ini salah satunya dikemukakan Rini, warga Juanda Regensi Pabean Sidoarjo, yang melakukan konsultasi melalui Klinik UKM. Lulusan sarjana matematika ini sehari-hari berusaha dalam bidang pendidikan dengan membuka kursus sempoa mulai jam 12 sampai jam 7 malam. “Klinik ini sangat positif dalam membantu para pelaku UMKM untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan, membuka wawasan usaha dan menemukan peluang,” ujarnya.
Hal senada dikemuakakn Suharto, warga Delta Sari Indah Kecamatan Waru, Suarabaya yang kini memiliki usaha budidaya jamur setelah konsultasi di Klinik UKM. “Dengan pendampingan oleh konsultan klinik saya akhirnya bisa memiliki usaha pengembangbiakan jamur,” ucapnya.


Pemberdayaan Koperasi dan Program CSR
Upaya pemberdayaan pelaku UKM di Jatim juga dilakukan melalui koperasi dan program CSR (corporate social responsibility) perusahaan. Jumlah koperasi di Jatim tercatat berjumlah 16.867 koperasi pada tahun 2004 meningkat 36,1% menjadi 22.953 koperasi pada tahun 2010 dengan peningkatan modal sebesar 108% dari Rp 6,43 triliun menjadi Rp 13,377 triliun. Sementara secara nasional, jumlah koperasi tercatat telah meningkat sebesar 33,9% sejak tahun 2004 dari 130.730 koperasi menjadi 175.102 koperasi dengan peningkatan modal sebesar 114,9% dari Rp 28,89 triliun menjadi Rp 62,065 triliun.
Peningkatan jumlah koperasi di Jatim salah satunya didukung Program Satu Desa Satu Koperasi Wanita yang dilaksanakan pada tahun 2009. Pemprov Jatim mengucurkan dana Rp 93,75 miliar untuk membentuk 3.850 kopwan di setiap desa dengan bantuan dana Rp 25 juta perkopwan. Pada tahun 2010, Pemprov Jatim juga terus mengembangkan kopwan baru sebanyak 4.756 dengan dana yang dikucurkan sebesar Rp 118,9 miliar. Dengan demikian sampai dengan tahun 2010 jumlah kopwan di Jatim telah mencapai 8.506 kopwan.
Kopwan berperan penting dalam melahirkan pelaku UKM baru di kalangan ibu-ibu perdesaan, sebagaimana terjadi di Desa Randuagung, Kecamatan Kebomas. Di desa ini telah berdiri Kopwan Mawadah yang memberikan kredit bagi anggotanya, sehingga melahirkan pelaku UKM di bidang toko kelontong, pembuatan kue, kreditan barang dan lain-lain. Kopwan Mawadah yang beranggotakan 58 orang telah mendapatkan bantuan sebesar Rp 25 juta pada pertengahan tahun 2010 dan saat ini telah berhasil mengembangkan modal mereka menjadi Rp 41,24 juta dengan laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 6 juta.
Salah seorang anggota Kopwan Mawadah adalah, Juariah yang mendapat kredit modal sebesar Rp 1 juta. “Tadinya saya tidak ada kegiatan, tetapi setelah ada modal saya bisa berjualan nasi dan lauk-pauk dengan penghasilan rata-rata Rp 200 – Rp 300 ribu perhari,” ujarnya.
Pengembangkan UMKM di Jatim juga mendapat sentuhan program CSR perusahaan, salah satunya oleh PT Semen Gresik Persero (Tbk). Sebagai tanggung jawab sosial PT Semen Gresik Persero (Tbk) pada tahun 2009 telah menyalurkan kredit sebesar Rp 88,5 miliar meliputi Rp 47 miliar untuk hibah pemberdayaan sosial masyarakat, Rp 34,77 miliar untuk pinjaman lunak dan Rp 6,78 miliar untuk pelatihan mitra binaan. Sampai dengan tahun 2010, PT Semen Gresik telah melakukan pembinaan 7.880 UKM yang tersebar di Jatim, Yogyakarta dan Jateng. Khusus untuk Jatim, jumlah UKM terbanyak yang dibina berloaksi di Kabupaten Tuban sebanyak 4.643 UMKM disusul Gresik sebanyak 2.247 UMKM.
Salah satu mitra Semen Gresik adalah toko roti Hj Masfufah, mendapat binaan dari Semen Gresik berupa pinjaman modal untuk membeli peralatan kue seperti oven dan mixer senilai Rp 80 juta. ”Saat ini, toko roti kami dapat mengembangkan beberapa outlet dan mampu menyerap sekitar 50 orang tenaga kerja yang tersebar di jatim,” ujar Anis manajer toko.
Pemanfaat program CSR lainnya adalah Widayanti, pelaku UMKM dalam bidang konveksi yang mendapat kredit Rp 150 juta dari PT Semen Gresik. “Dengan dukungan modal ini, hasil produksi tidak hanya dipasarkan di Surabaya tetapi ke Jawa Barat dan Jakarta,” tuturnya. Selain bantuan modal dia mengaku juga mendapatkan bantuan pemasaran melalui keikutsertaan pameran yang difasilitasi PT Semen Gresik. “Pinjaman saya pergunakan untuk membeli mesin dan bahan, saat ini saya mempekerjakan 8 karyawan tetap dan 15 orang yang bekerja rumahan,” tambahnya.

Sumber :  http://swamandiri.wordpress.com/2011/06/13/klinik-ukm-terobosan-inovatif-untuk-pengembangan-wirausahawan-dan-ukm-di-jatim/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar